Jakarta menempati peringkat kota paling mahal 180 didunia
untuk ekspatriat pada 2014, dibanding dengan 128 tahun lalu, menurut suatu
laporan yang launching pada Selasa oleh ECA, yang sediakan service untuk
beberapa orang yang ditugaskan untuk bekerja di semua dunia. Dari 440 kota di
survey, Caracas, Venezuela tempati peringkat untuk yang paling mahal, untuk
disebabkan dari inflasi tahunan seputar 80 %.
Nilai ganti rupiah adalah satu diantara tahun lalu terlemah berkinerja mata
uang di Asia. Mata uang Indonesia kehilangan 26 % pada dolar AS pada th. 2013,
di dalam kecemasan perihal perlambatan perkembangan ekonomi serta harga bahan
bakar yang lebih tinggi, namun sudah menguat seputar 3 % tahun ini. Pada waktu
yang sama, nilai ganti rupiah yang lemah sudah mendorong turun cost untuk
ekspatriat pada beragam tingkatan.
Ekspatriat dibayar dalam dolar AS, serta itu yaitu besar untuk pendapatan
mereka. Pendapat ekonom yang berbasis di Jakarta pada Standard Chartered.
Depresiasi mata uang mempunyai efek yang besar pada ekspatriat.
Tetapi, diantara negara-negara Asia Tenggara utama, Jakarta adalah kota
termahal ketiga, diikuti oleh Vientiane, Kuala Lumpur, serta Manila, menurut
survey ECA. Singapura serta Bangkok yaitu dua kota paling mahal untuk hidup,
sedang Surabaya yaitu yang termurah di lokasi itu.
ECA memakai apa yang diistilahkan untuk ” keranjang barang ” untuk
masing-masing kota yang disurvei, dengan memperhitungkan cost 130 keseharian
item seperti makanan, baju, barang elektronik, minum, serta makan diluar.
Digabungkan dengan fluktuasi mata uang lokal, masing-masing kota yaitu
peringkat terbaik dengan cara global ataupun didalam wilayahnya.
” Keranjang barang ” Jakarta naik 8 % pada 2014, namun dipasangkan dengan
penurunan yang penting dalam nilai ganti rupiah pada dolar, ibukota Indonesia
sudah jadi lebih ekonomis untuk ekspatriat. Ekspatriat seperti Kyle Larson, seseorang Kanada yang tinggal di Jakarta
serta bekerja di industri konstruksi, menyampaikan ia sudah rasakan nilai
pendakian pendapatannya beberapa waktu terakhir, namun cost yang penting,
seperti untuk perumahan serta pendidikan, terus.
” Perumahan yaitu yang paling besar tiada diragukan lagi, ” kata Larson. ”
Saya belum lihat tuan tanah turunkan harga mereka. Umumnya menginginkan Anda
untuk membayar dua atau terkadang tiga th. di muka, serta itu benar-benar susah
tiada suatu perusahaan di belakang Anda. ” Perumahan di lokasi pusat usaha
Jakarta bisa cost atas dari $ 1. 000 per bln. untuk satu kamar apartemen.
Mereka yang hadir untuk tinggal di Jakarta dengan keluarganya mesti
menyeimbangkan kuliah besar serta kuat untuk anak-anak mereka. Itu bisa
menggerakkan dimana saja dari $ 25. 000 hingga $ 30. 000 per tahun, juga
lebih untuk anak-anak senior.
Singapura, pusat keuangan di Asia, mempunyai cost hidup paling tinggi untuk
ekspatriat di Asia Tenggara. Tingginya cost terbayar saat hadir ke mutu hidup,
dimana Singapura tempati peringkat jauh diatas seluruhnya tetangganya, menurut
suatu survey mutu hidup oleh Mercer, yang sediakan service sumber daya manusia.
Kedekatan
ke Singapura serta cost hidup yang rendah yaitu apa yang mendorong
banyak ekspatriat tinggal di negara-negara tetangga seperti Indonesia
serta
Malaysia. Dalam pertempuran untuk ekspatriat satu diantara perbedaan
utama pada
Jakarta serta Kuala Lumpur yaitu transportasi umum. ” Cuma saja tak
terbaik di
kembangkan lagi di Jakarta, ” kata Eric dari Standard Chartered. Di mana
Jakarta jatuh pendek dalam transportasi mereka bikin toleransi
budaya. Beberapa orang Indonesia bersedia untuk beradaptasi dengan budaya
asing.
Tokyo peringkat 11 untuk yang paling mahal di semua dunia, hingga yang
paling mahal di lokasi Asia-Pasifik, menurut survey ECA. Tinggal diluar negara asal mereka, ekspatriat mesti berasimilasi dengan
budaya serta belajar bhs untuk sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar