Kegagalan pasar terjadi apabila mekanisme pasar
tidak dapat berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi
yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini, mekanisme akan menyebabkan barang
yang dihasilkan memnjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit dan dalam hal yang
sangat ekstrim kegagalan pasar akan menyebabkan pasar terjadi sehingga barang
dan jasa tertentu tidak dihasilkan pasar tersebut. Esensi timbulnya kegagalan
pasar timbul karena masyarakat tidak bertindak secara kooperatif, sebab perilaku
kooperatiflah yang akan menyebabkan terjadinya kondisi Pareto Optimum.
Dalam hal terjadinya kegagalan pasar, maka
pemerintah diharapkan untuk ikut campur tangan agar alokasi sumber ekonomi
dapat tercapai secara efisien.
Kegagalan pasar terjadi karena adanya
factor-faktor di bawah ini, yaitu:
- Adanya Common Goods
- Adanya unsure ketidaksempurnaan pasar
- Adanya barang public
- Adanya eksternalitas
- Adanya pasar tidak penuh (incomplete market)
- Adanya kegagalan inforamasi
- Unemployment
- Adanya ketidakpastian
Barang
Bersama (common goods)
Dasar adanya system pasar persaingan adalah
adanya hak pemilikan (property rights) yang memberikan hak pemilikan kepada
setiap individu atas suatu barang sehingga ia dapat mengecualikan orang lain
untuk memanfaatkan barang tersebut.
Untuk beberapa jenis barang, hak pemilikan tidak
dapat diberikan kepada satu individu melainkan diberikan kepada sekelompok
masyarakat, misalnya saja sebidanag padang rumput milik desa, dan sebagainya.
Oleh karena manfaat dari barang-barang di atas tidak hanya dirasakan oleh satu
insividu saja, maka tidak seorangpun yang dapat menjual. Dalam situasi ini,
maka Hume menyatakan akan timbul apa yang disebut dengan tragedy kebersamaan (
tragedy of commons). Hume memberikan contoh sebidang tanha gembalaan yang
dimiliki sekelompok orang yang dapat dimanfaat oleh anggota kelompok tersebut
untuk menggembalakan ternaknya, akan tetapi tidak seorangpun secara individual
dapat menjual hak kepemilikannya sehingga tidak ada pasar untuk tanah tersebut.
Oleh karena setiap orang dapat menggembalakan tenaknya maka setiap orang akan
cenderung menggunakan tanah tersebut secara berlebihan ( over used) sehingga
tanah tersebut akan menjadi tandus dengan cepat. Dari contoh di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam hal kekayaan yang diliki bersama maka perilaku yang
optimal bagi setiap individu merupakan tindakan yang optimal dipandang dari
segi kelompok. Masalah yang timbul dalam kasus kekayaan bersama karena ada dua
factor, yaitu indivisibility dan jumlah kelompok masyarakat. Apabila jumlah
anggota kelompok hanya dua orang, maka diantara kedau orang tersebut akan
dibuat suatu perjanjian yang menagtur penggunaan kekayaan tersebut secara
optimal tetapi apabila anggota kelompok semakin banyak maka biaya untuk
memperoleh persetujuan menjadi semakin besar dan mahal.
Dalam hal kekayaan bersama (common property),
apabila seseorang yang merasakan manfaat padang penggembalaan tersebut, berarti
orang lain juga akan menerima manfaat tanpa harus ikut menanggung biayanya yang
disebut dengan free riders. Free riders adalah suatu sikap yan tidak menyatakan
dengan sebenarnya manfaat suatu barang atau jasa dengan maksud agar ia dapat
memanfaatkan barang tersebut tanpa harus membayarnya atau ikut menanggung biaya
pengadaan barang atau jasa tersebut.
Dalam hal contoh di atas, menurut David Hume,
maka pemerintahlah yang harus melakukan pengaturan atas penggunaan padang
penggembalaan di atas. Jadi, peranan pemerintah adalah mengalokasikan
penggunaan padang penggembalaan agar tercapai kepuasaan bersama yang optimal (
Pareto Optimal) dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah
tentu saja membutuhkan biaya, dan karena itu maka pemerintah harus juga
menetapkan sistem pembayaran yang sifatnya dipaksakan karena jelas setiap
individu tidak bersedia untuk menanggung biaya pengaturan di atas. Sistem
pembayaran paksaan tersebut adalah yang umumnya disebut dengan pajak.
Adanya
Unsur Ketidaksempurnaan Pasar
Pada pasar persaingan sempuran maka setiap
produsen maupun konsumen merupakan satu unit yang sangat kecil sehingga baik
konsumen maupun produsen secara individual tidak akan dapat mempengaruhi harga
dengan cara menambah atau mengurang barang yang dijual ayau barang yang dibeli.
Diagram 1 menunjukan kurva biaya marjinal
(MC=Marginal Cost), kurva penerimaan (MR=Marginal Revenue) dan kurva penerimaan
rata-rata (AR=Average Revenue) pada suatu pasar persaingan sempurna.produsen
yang melaksanakan prinsip keuntungan yang maksimum akan menghsilkan barang X
pada tingkat produksi dimana MC=MR, yaitu pada tingkat produksi OX1.
Pada tingkat produksi sebesar X2 biaya marjinal sebesar BX2
sedangkan penerimaan marjinal sebesar AX2. Jadi dengan memproduksi X2
maka produsen memperoleh keuntungan AB sehingga tindakan yang logis bagi produsen
adalah menaikkan jumlah barang yang dihasilkan. Sebaliknya, pada tingkat
produksi OX3 biaya marjinal sebesar CX3 lebih besar
daripada penerimaan marjinal DX3 sehingga produksi X3
menimbulkan kerugian bagi produsen dan tindakan yang logis diambil adalah
mengurangi produksinya. Jadi tingkat produksi OX1 adalah yang
optimal karen pada produksi X1 biaya marjinal sama dengan penerimaan
marjinal.
Pada tingkat produksi OX1
tersebut alokasi sumber ekonomi tercapai secara efisien. Pada titik E, MC=P0
yang berarti produsen menetapkan harga sesuai dengan tambahan biaya yang
diperlukan untuk menghasilkan satu unit terakhir (MC). Harga yang terjadi (P0) digunakan seluruhnya untuk membayar factor
produksi yang diperlukan untuk menghasilkan X1. Sebaliknya, konsumen
bersedia membayara sesuai dengan yang ditunjukkan oleh kurva permintaan, yaitu
sebesar P0 per unit barang (AR=P0).
Pasar Persaingan Sempurna
Pada tingkat harga P0 konsumen bersedia
membayar harga tersebut untuk membeli barang X1. Jadi, di sini
ju7mlah barang yang diminta produsen sama dengan harga yang mau dibayar oleh
konsumen. Karena itu, kondisi alokasi sumber ekonomi yang efisien terjadi
apabila MC = AR = P. Pada pasar persaingan sempurna, keinginan konsumen dan
produsen selaras pada jumlah brang sebanyak OX1.
Pada
pasar monopoli, produsen yang mempunyai prinsip keuntungan yang maksimal akan
mengahsilkan barang X sebanyak OX1, yaitu tingkat produksi di mana
MC=MR, pada gambar di bawah ini produksi sebesar OX1 tersebut, harga
yang dipungut sebesar OP1, sedangkan biaya yang diperlukan untuk
menghasilkan output X1 hanya sebesar CX1 yang berarti
produsen memperoleh keutungan monopolis.
|
|
Pasar Monopoli
Efisiensi
Penggunaan Sumber ekonomi dan produksi
tercapai pada titik B yaitu pada tingkat produksi OX2 dan harga OP2.
Pada titik B tersebut konsumen bersedia membayar harga barang sebesar Rp
BX2 atau sebesar Rp OP2 dan biaya yang diperlukan
produsen untuk menghasilkan tambahan barang terakhir (MC) juga sebesar Rp OP2.
Monopoli Alamiah
Ada
beberapa jenis barang yang hanya dapt diproduksikan oleh satu produsen saja.
Betapa pun pemerintah berusaha untuk menghapus monopoli pada produksi satu
industri, akan tetapi persaingan di antara produsen yang ada akan menyebabkan
hanya satu produsen saja yang mampu bertahan.
permintaan akan
barang X sangat kecil, sehingga kurva permintaan (AR) memotong kurva biaya
rata-rata (AR) pada bagian yang menurun. Apabila produsen berproduksi pada
tingkat produksi yang oleh masyarakat dianggap efisien, yaitu pasa MC=AR
produsen akan menghasilkan OX1 unit barang, dan menjula barng X
dengan harga OP0. Tetapi pada tingkat produksi OX1
produsen akan rugi sehingga tingkat produksi OX1 tidak dapat
berlangsung dalm waktu yang lama atau dalam jangka panjang. Pada OX1,
penerimaan total sebesar OX1AP0 sedangkan pengeluran
total sebesar OX1BX1. Sehingga terdapat kerugian sebesar
BAP0P1. Apabila barang tersebut harus diproduksikan
sebanyak OX1 unit, maka tidak akan ada seorang produsen pun yang mau
menghasilkannya. Oleh karena itu pemerintah harus campur tangan yang dapt
diwujudkan dalm beberapa bentuk. Campur tangan pemerintah dapat dengan cara
memproduksikan barang tersebut oleh pemerintah, atau produksi barang X dapat
diserahkan kepada pihak swasta dengan memberikan ganti rugi sebesar POABP1,
sehingga produsen swasta tidak menderita rugi karena besarnya subsidi tersebut
memnyebabkan penerimaan total sama dengan pengeluaran total (TR=TC).
Barang Publik
Beberapa jenis barang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, akan tetapi tidak seorangpun yang bersedia
menghasilkannya atau mungkin dihasilkan oleh pihak swasta akan tetapi dalam
jumlah yang terbatas, misalnya pertahanan, peradilan, dan sebagainya. Jenis
barang tersebut dinamakan barang public murni yang mempunyai dua karakteristik
utama, yaitu penggunaannyan tidak bersaingan (nonrivalry) dan tidak dapat
diterapkan prinsip pengecualian (non excludabilty).oleh karena oihak swata
tidak mau menghasilkan barang public murni, maka pemerintahlah yang harus
menghasilkannya agar kesejahteraan seluruh masyarakat dapat ditingkatkan.
Eksternalitas
Masalah lain yang menyebabkan
kegagalan pasar dalam mengalokasikan factor-faktor produksi secara efisiem
adalah adanya apa yang disebut dampak sampingan atau eksternalitas.
Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari satu pihak
mempunyai pengaruh terhadap pihak yang lain dan tidak ada kompensasi yang
dibayar oleh pihak yang menyebabkan atau kompensasi yang diterima oleh
pihak yang terkena dampak tersebut. Jadi
dua syarat terjadinya eksternalitas, yaitu:
- Adanya pengaruh dari suatu tindakan, dan
- Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima
Dalam perekonomian terdapat
empat kemungkinan eksternalitas, yaitu:
- Konsumen-konsumen, yaitu tindakan seorang konsumen yang menimbulkan eksternalitas bagi konsumen lain, misalnya contoh permainan piano.
- Konsumen-produsen, yaitu tindakan seorang konsumen yang menimbulkan eksternalitas (positif atau negative) terhadap produsen, misalnya olahraga yang dilakukan buruh menyebabkan mereka menjadi sehat sehingga produktivitas meningkat dan menguntungkan produsen.
- Produsen-konsumen, contohnya adalah pabrik yang menyebabkan polusi sungai sehingga mengganggu penduduk yang menggunakan air sungai tersebut.
- Produsen-produsen, contohnya adalah seperti dikemukakan di atas, di mana sebuah pabrik yang menimbulakan polusi air mengakibatkan kenaikan biaya produksi perusahaan lain yang mengunakan air sebagai salah satu faktor produksi.
Adanya
Pasar Tidak Lengkap (Incomplete Market)
Adanya
Kegagalan Informasi
Pada beberapa kasus masyarakat
sangat membutuhkan informasi yang tidak dapat disediakan oleh swasta, misalnya
saja prakiraan cuaca. Para petani, pelaut sangat membutuhkan informasi mengenai
prakiraan cuaca. Dalam hal ini, maka pemerintah harus menyediakan informasi
cuaca yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Kegagalan
Pemerintah (Government Failures)
Adanya kegagalan pasar
merupakan salah satu sebab mengapa pemerintah harus turun tangan dalam
perekonomian agar kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara optimal.
Walaupun demikian, tidak selamanya campur tangan pemerintah menyebabkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat, bahkan secara sistematis senantiasa
terjadi kegagalan pemerintah (goverrnent failures). Ini disebabkan karena
pemerintah melaksanakan fungsi alokasi tidak dengan cara yang efisien.
Ketidakefisienan pemerintah disebabkan karena 4 hal, yaitu: informasi yang
terbatas; pengawasan yang terbatas atas reaksi pihak swasta; pengawasan yang
terbatas atas perilaku birokrat; hambatan dalam proses politik.
- Informasi yang terbatas
- Pengawasan yang terbatas atas reaksi swasta
- Pengawasan terbatas atas perilaku birokrat
- Hambatan dalam proses politik
Analisis
Ekonomi Mengenai Birokrasi
Pemerintah mempunyai peranan
yang sangat besar dalam pencapaian alokas\i sumber ekonomi yang efisien. Akan
tetapi, birokrat yang tersiri dari banyak organ pemerintah tidaklah
melaksanakan fumgsi pemerintah tanpa mempetanyai kebijakan pemerintah
sebagaimana dikemukakan oleh Weber. Pandangan Weber ini dimodifikasi oleh
Niskanen yang menyatakan bahwa birokrat, sebagaimana dengan orang lain, adalah
pihak yang memaksimumkan kepuasannya, yaitu gaji, jumlah karyawannya, reputasi
dan status sosialnya. Karena fungsi utilitas birokrat berkaitan dengan besarnya
anggaran, maka seorang birokrat yang berusaha mencapai kepuasan yang maksimum berarti
pula ia merupakan orang yang memaksimumkan anggaran pemerintah. Karena seorang
birokrat bukanlah seorang yang netral terhadap proses pembuatan anggaran
pemerintah. Oleh karena itu, birokrat cenderung akan menghasilkan barang atau
jasa yang yang lebih besar dari[ada yang seharusnya, sehingga terjadi
inefisiensi dalam penggunaan sumber ekonomi oleh pemerintah.
Kritik terhadap teori perilaku
birokrat yang yang cenderung mengajukan dana/anggaran yang lebih besar daripada
tigkat peoduksi output yang secara sosial adalah optimal (socially optimal),
datang dari beberapa ekonom, diantaranya Jackson yang berpendapat bahwa fungsi
utilitas birokrat tidaklah sekedar memaksimumkan anggaran, tetapi lebih
komplekss terahadap itu. Birokrat juga mempunyai kepuasan dalam melayani
masryakat atau melaksanakn tugas bagi kepentingan umum.
Sumber :
http://bintangkecil44.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar