- Cara Bank Indonesia mengatasi Inflasi :
Sebenarnya kontrol BI atas inflasi sangat terbatas, karena inflasi
dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, BI selalu melakukan
assessment terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap
kemungkinan tekanan inflasi. Selanjutnya respons kebijakan
moneter didasarkan kepada hasil assessment tersebut. Perlu disampaikan
pula bahwa pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan hanya melalui
kebijakan moneter, melainkan juga kebijakan ekonomi makro lainnya
seperti kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil. Untuk itulah koordinasi dan kerjasama antar lembaga lintas sektoral sangatlah penting dalam menangani masalah inflasi ini. Tingkat
inflasi dapat didipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kestabilan
nilai rupiah, tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga barang-barang
secara umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu tekanan inflasi yang berasal dari sisi
permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal ini, BI hanya
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari
dua sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari sisi penawaran
(bencana alam, musim kemarau, distribusi tidak lancar, dll) sepenuhnya
berada di luar pengendalian BI. Oleh karena itu, untuk dapat
mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan
adanya kerjasama dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik
pemerintah maupun swasta. Tanpa dukungan dan komitmen tersebut niscaya
tingkat inflasi yang sangat tinggi selama ini akan sulit dikendalikan. Selanjutnya
nilai tukar rupiah sepenuhnya ditetapkan oleh kekuatan permintaan dan
panawaran yang terjadi di pasar. Apa yang dapat dilakukan oleh BI adalah
menjaga agar nilai rupiah tidak terlalu berfluktuasi secara tajam.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar.
Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak
sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat
dikurangi menuju kondisi normal.
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:
• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga
sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.Kebijakan diskonto
dilakukan dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan
badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi
permintaan pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang
dikeluarkan oleh badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya
mengurangi tekanan inflasi.
• Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat
berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan
menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah
uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju
inflasi dapat lebih rendah.Operasi pasar terbuka (open market
operation), biasa disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money
policy), dilakukan dengan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi
negara, kepada masyarakat dan bank-bank. Akibatnya, jumlah uang beredar
di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit (bank)
berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi.
• Peningkatan cash ratio:Kebijakan persediaan kas artinya cadangan
yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya
tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan
menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang
mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan
kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang.
Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank
yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal
ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
- Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation ) kurang di harapkan di Indonesia
Karena Inflasi
ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal
dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai
keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga
memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga
hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini
faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
- Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Perdagangan Internasional :
- Faktor Alam/ Potensi Alam.
Potensi alam yang dimiliki setiap
negara di dunia pasti berbeda-beda. Ada negara yang menghasilkan banyak bahan
tambang, negara dengan penghasil ikan terbesar, atau negara dengan cadangan
minyak terbesar di dunia. Adanya perbedaan potensi alam seperti ini menyebabkan
adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
- Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
Sebuah negara tidak dapat memenuhi
semua kebutuhan dalam negerinya sendiri. Negara-negara tersebut dapat melakukan
ekspor-impor untuk melengkapi apa yang tidak dimiliki negaranya. Hal ini
disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik
dari sumber daya alam, modal maupun sumber daya manusia. Jadi, tiap negara
dituntut untuk dapat bekerja sama memenuhi kebutuhan negaranya masing-masing
dengan melakukan perdagangan internasional.
- Keinginan
memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
Dengan melakukan perdagangan
internasional baik perusahaan ataupun negara, akan mendapatkan keuntungan.
Perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari barang atau jasa yang dijualnya
sedangkan negara akan mendapatkan keuntungan berupa pajak dari barang atau jasa
yang masuk/keluar dari negaranya. Hal ini tentu akan mendatangkan keuntungan
bagi perusahaan dan menyumbangkan cukup banyak sehingga meningkatkan pendapatan
negara tersebut.
- Adanya
perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
lmu pengetahuan dan teknologi yang
dikuasai negara maju pasti berbeda dengan kemampuan penguasaan yang dimiliki
oleh negara berkembang. Perbedaan itulah yang dimanfaatkan oleh negara maju
untuk “membantu” negara berkembang dalam mengolah sumber daya ekonominya.
Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang jauh lebih modern dari negara
berkembang, akan lebih mudah bagi negara maju untuk masuk ke pasar
internasional dan menguasainya.
- Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari
negara lain.
Dengan terjalinnya kerja sama dengan
negara lain maka akan membuka pintu promosi yang lebih luas dan meraih pasar
internasional yang besar sehingga perusahaan atau negara akan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Perdagangan internasional antar suatu negara juga
akan memunculkan dukungan yang kuat diantara negara yang mempunyai kerja sama
jika dibandingkan apabila tidak terjalin perdagangan antar negara.
- Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
- Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
- Keinginan membuka kerjasama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
- Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi
saja. Manfaat nya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin
terasa. Bidang itu antara lain politik,sosial, dan pertahanan keamanan.
Di bidang ekonomi, perdagangan internasional dilakukan semua negara
untuk memenuhikebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia,
tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain.
Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yangbisa bertahan tanpa
kerja sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri
dariperdagangan internasional, sekarang sudah membuka pasarnya.
Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga
memiliki fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat
tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk dapat
mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga
berfungsi secarasosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa
berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua
negara. Pada era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi
nasional. Perusahaan seperti ini sahamnya dimiliki oleh beberapa orang
dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh beberapa
orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini
dapat mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang
dari berbagainegara saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di
antara mereka. Perdagangan internasional juga bermanfaat di bidang
politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan politik antar
negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan
dagang. Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan
keamanan. Misalnya, suatu negara non nuklir mau mengembangkan senjata
nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya,
negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagang dengan negara
tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal
ini dilakukan demi terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional
juga terkait dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu
membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak
semua negara mampu memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata.
Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan
kerjasama internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya
senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa
penyakit menular, dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara
memiliki bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk
memeriksa barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu negara.
Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar.
Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan
ataupun barang terlarang atau tidak.
Sumber :
http://economy.okezone.com/read/2013/01/02/192/740419/bagaimana-cara-bi-mengontrol-inflasi
http://lindapushyy.blogspot.com/2013/05/kebijakan-bi-dalam-mengatasi-inflasi.html
http://daneea.wordpress.com/2010/04/24/cara-mengatasi-terjadinya-inflasi/
https://id-id.facebook.com/notes/adi-wicaksono/pengertian-inflasi-dan-deflasi/10151600410346075
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
http://annisapuspanira.blogspot.com/2013/05/tugas-4.html
Humas BI,
humasbi@bi.go.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/12/indikator-negara-maju-dan-berkembang.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/dampak-inflasi-dan-pihak-yang.html